Kamis, 08 November 2012

Media Sosial untuk Industri Kecil, Pentingkah?


Dalam suatu acara di salah satu televisi swasta pernah dibahas mengenai kisah sukses seorang pengusaha yang masih muda dalam memasarkan produknya yaitu keripik pedas. Saya tak mau menyebutkan nama produknya di sini nanti takut dibilang iklan. Yang pasti kota awal pemasaran keripik pedas ini ada di Bandung. Nah, kira-kira pasti pembaca sudah tahu apa nama produknya. Yang pasti bukan tentang produk itu yang akan kita bahas sekarang tetapi tentang sekelumit sejarah yang harus ditempuh si pengusaha untuk mencapai sukses hingga seperti sekarang. Dulu awalnya ia hanya menitipkan dagangannya (keripik pedas tadi) ke warung-warung. Memang hasilnya lumayan. Penerimaan pasar sangat lumayan. Tapi kemudian mentok karena pangsa pasar hanyalah orang yang berkunjung ke warung. Di kemudian hari pengusaha tersebut menggunakan teknik pemasaran yang lebih baik. Ini yang melambungkan nama produknya hingga dikenal seperti sekarang. Tak cuma di Bandung, produknya kini merambah ke kota besar lainnya.

Apa teknik pemasaran yang digunakannya? Ternyata ia menggunakan media sosial. Media sosial jenis apa? Bagaimana caranya? Apa sih kekuatan media sosial hingga bisa meningkatkan pemasaran produknya hingga seperti sekarang? Nah, itu yang satu persatu akan dipaparkan di sini.

Stelzner dalam “2012 Social Media Marketing Industry Report” menyatakan dari 3,800 marketers yang ia survei , 83% mengindikasikan bahwa media sosial merupakan hal yang penting dalam bisnis mereka. Survei tersebut juga menemukan bahwa ada 3 keuntungan yang dirasakan para marketers dalam menggunakan media sosial. Pertama, 83% marketers merasa bahwa media sosial menambah jumlah paparan produk mereka ke banyak orang. Kedua, dengan media sosial, 69% marketers merasa bahwa lalu lintas pencarian untuk produk mereka meningkat. Ketiga, 65% marketers menyatakan bahwa media sosial meningkatkan pemahaman orang akan produk mereka. 

Apa saja media sosial yang menjadi alat promosi mereka? Stelzner menyebutkan bahwa ada 5 media sosial yang paling sering digunakan untuk mendongkrak performa bisnis skala kecil hingga besar. Kelimanya adalah: Facebook, Twitter, LinkedIn, Blog, dan You Tube.

Salah satu marketers yang saya kenal, sebut saja namanya Dewi membenarkan sebagian besar hasil survei Stelzner tadi. Sebagai ibu rumah tangga yang mengandalkan pemasaran produk fashion via media sosial, Dewi kini merengguk keuntungan yang tak main-main. Omzetnya meningkat meningkat menjadi puluhan juta rupiah per bulan hanya dari penjualan online. Ada beberapa cara yang Dewi lakukan dalam memanfaatkan media sosial. Berikut ini beberapa di antaranya:
  1. Menciptakan event menarik. Sebagai pengusaha kecil produk fashion, Dewi berusaha menggelar fashion show setidaknya tiap 3 bulan. Acara fashion show ini yang kemudian disebar luaskan lewat media sosial.
  2. Membuat hari-hari diskon khusus yang tak biasa. Kalau biasanya banyak pengusaha menunggu memberikan diskon pada saat Lebaran atau Natal atau pada saat-saat yang mungkin sebagian besar sudah diketahui orang, Dewi tidak melakukan hal itu. Dewi dengan cerdas melihat hari-hari lain sebagai peluang. Misalnya, ia memberikan diskon untuk produk batik saat hari batik nasional. Diskon khusus untuk dokter pada hari dokter nasional. Atau pernah juga Dewi menghubungkan pemberian diskon dengan peristiwa khusus. Contohnya pada pemilihan presiden Amerika kemarin, Dewi memberikan diskon khusus untuk produk fashion dari Amerika.
  3. Kartu nama full informasi akun media sosial. Dalam memperkenalkan dirinya ke mitra atau ke calon pelanggan, kartu namanya yang penuh dengan logo media sosial selalu menyertai kemanapun ia pergi. Di kartu nama ini calon pembeli bisa menghubungi, melihat jenis produk, melakukan pemesanan, dan lain-lain lewat akun-akun media sosial yang Dewi punyai.
  4. Menggunakan polling untuk analisis peminatan produk. Salah satu fasilitas dalam media sosial adalah fasilitas polling yang bisa digunakan untuk menganalisis produk-produk apa yang akan diminati konsumen selanjutnya. Dewi menggunakan polling ini untuk memutuskan produk baru apa yang akan ia pasarkan selanjutnya.
  5. Ruang konsumen. Selain fasilitas polling, beberapa media sosial seperti Facebook dan LinkedIn memampukan interaksi antara pebisnis dengan konsumennya. Menciptakan bilik “ruang konsumen” dilakukan Dewi untuk memperkuat relasi dengan pelanggannya. Di ruang ini pelanggan bisa bertanya mengenai produk atau bisa juga memberikan kesaksian mengenai produk-produk yang mereka beli dari Dewi. Di ruang konsumen ini, para pelanggan bahkan bisa men-tag kenalan mereka sehingga pangsa pasar untuk produk akan semakin bertambah.
Chad Brooks di Business News Daily mengelompokkan 7 jenis media sosial yang bisa digunakan secara cuma-cuma alias gratis dalam mempromosikan bisnis terutama untuk bisnis skala kecil. Media tersebut adalah:
  1. Facebook, media ini menyediakan laman khusus untuk bisnis yang bisa diisi dengan profil produk dan hal-hal lain yang penting untuk diketahui calon konsumen. Facebook juga memungkinkan interaksi antara penjual dan pembeli.
  2. Twitter, walau hanya memuat kalimat dengan jumlah kata terbatas, twitter bisa memuat link produk yang kita paparkan secara lengkap dalam blog atau Facebook. Twitter juga memungkinkan kita mengelola laman komentar untuk produk lewat mekanisme hash tagging. 
  3. Local listing services seperti Google Places, Yahoo!Local, dan Microsoft Bing bisa jadi pilihan juga untuk melakukan promosi produk. Cukup dengan mengaktifkan lokasi, deskripsi tentang lokasi bisa berisi sedikit ulasan mengenai produk yang dipasarkan.
  4. Laman yang menyediakan fasilitas Press Release, contohnya FreePress Release, PR log, 24/7 Press Release, dan I-Newswire.
  5. Laman yang menyediakan video online. Yang paling populer adalah You Tube. Namun boleh juga mencoba Viddler, Vimeo, Dailymotion, dan UStream.
  6. Pinterest, di sini kita bisa melakukan pin ibaratnya menempelkan kertas di papan pengumuman. Yang bisa kita tempelkan biasanya link atau foto, namun ada baiknya jika menambahkan informasi yang lain. Contoh: memaparkan tentang ide pesta jika produk yang mau dipasarkan adalah event organizer, atau memberikan resep cupcakes jika produknya berhubungan dengan makanan ringan, dan lain-lain.
  7. Instagram. Bicara tentang Instagram pasti langsung terbayang tentang foto. Betul sekali. Namun jangan lupa akan fasilitas share foto yang dimungkinkan disini. Jika restoran adalah bisnis yang ingin dipopulerkan, pajanglah foto orang-orang yang sedang makan di restoran anda. Bisa juga memajang foto para model yang menggunakan produk fashion yang mau dipasarkan.
Saya tidak tahu apakah marketers yang disurvei oleh Stelzner tadi termasuk marketers dari Indonesia atau tidak. Yang pasti kekuatan media sosial sudah terbukti pada beberapa pengusaha kecil yang memulai usahanya dengan modal yang kecil pula. Sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang melakukan bisnis dari rumah karena tidak bisa meninggalkan si kecil. Ada juga yang melakukan bisnis on line sebagai pekerjaan sampingan. Yang jelas ada kemungkinan jika disurvei hasilnya tak akan jauh berbeda. Pasti sebagian besar marketers Indonesia juga akan menjawab yang serupa, bahwa media sosial itu penting bagi pertumbuhan bisnis terutama untuk bisnis skala kecil. Kalau disurvei juga khusus Indonesia, kemungkinan besar akan ada juga pengusaha level coba-coba yang mungkin masih belum mempunyai pemahaman dasar mengenai bisnis. Pengusaha level coba-coba ini yang kadang hanya melakukan listing produk saja tanpa peduli produknya akan laku atau tidak. Padahal dengan pengetahuan bisnis yang baik bisa saja peluang usahanya akan meningkat. Belum lagi jika ia mengoptimalkan penggunaan media sosial seperti yang telah kita bahas di atas.

Salah satu cara menimba ilmu bisnis adalah dengan mendaftarkan diri di sekolah bisnis. Prasetiya Mulya Business School menyediakan hal tersebut dengan segala keunggulan yang dimiliknya. Institusi ini menyediakan kelas belajar di level under graduate, graduate, dan Executive Learning Institute. Di kelas Executive Learning Institute Prasetiya Mulya Business School, pembelajaran dilakukan dalam bentuk kursus singkat yang akan memampukan peserta kursus memperoleh pengetahuan yang dalam, sistematis, dan integratif sehingga siap menjadi pelaku bisnis yang cerdas.
Industri kecil tak akan maju tanpa pebisnis yang andal dan metode pemasaran yang baik. Media sosial memungkinkan pemasaran produk yang lebih luas karena dunia maya tidak dibatasi oleh batas wilayah atau negara. Kombinasi keduanya mutlak diperlukan dalam menentukan keberhasilan sebuah usaha. Pebisnis yang baik (kalau bisa keluaran Prasetiya Mulya Business School?) yang tahu cara menggunakan media sosial akan memperoleh manfaat besar dalam meningkatkan omzet dan memajukan usahanya.

Bacaan:
www.businessnewsdaily.com
Stelzner, Michael A., 2012 Social Media Marketing Industry Report, April 2012

Kamis, 01 November 2012

Belajar Berani dan Berserah Diri dari Donald Isaac Panjaitan


DI Panjaitan (Sumber: id.wikipedia.org)
Saya tak tahu persis kapan terakhir kali menonton film G 30S PKI. Yang jelas sewaktu saya masih SD rasanya tak pernah saya melewatkan film itu. Apalagi ketika adegan penculikan para Jenderal yang diiringi dengan musik yang cukup merindingkan bulu roma. Salah satu adegan dalam film tersebut yang tidak bisa saya lupakan adalah adegan putri Mayjen (Anumerta) Panjaitan yaitu Catherine yang membasuhkan darah sang ayah ke mukanya. Adegan itu sangat mengharukan sekali. Dalam hati saya berpikir, pastilah Pak Panjaitan ini sangat disayangi oleh anak dan keluarganya. Saya pun jadi tertarik untuk mencari informasi tentang pahlawan yang satu ini.

Siapa sebenarnya Donald Isaac Panjaitan? Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli, 9 Juni 1925 (gugur pada usia 40 tahun pada 1 Oktober 1965). Selepas pendidikan formalnya di Sekolah Menengah Atas - saat itu Indonesia masih dalam pendudukan Jepang, sehingga ketika Panjaitan masuk menjadi anggota militer dia harus mengikuti latihan Gyugun. Selesai latihan,d ia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Ketika Indonesia sudah meraih kemerdekaan, Panjaitan bersama para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat. Di TKR ini dia ditugaskan menjadi komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/ Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Seiring dengan berakhirnya Agresi Militer Belanda ke II, Indonesia pun memperoleh pengakuan kedaulatan. Panjaitan sendiri kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara dan Teritorium (T & T) I Bukit Barisan di Medan. Selanjutnya dipindahkan lagi ke Palembang menjadi Kepala Staf T & T II/ Sriwijaya.

Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, Panjaitan ditugaskan sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Ketika masa tugasnya telah berakhir sebagai Atase Militer, dia pun pulang ke Indonesia. Namun tidak lama setelah itu, yakni pada tahun 1962, perwira yang pernah menimba ilmu pada Associated Command and General Staff College, Amerika Serikat ini, ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/ Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Jabatan inilah yang diembannya saat peristiwa G 30S PKI terjadi.

Ketika menjabat Asisten IV Men/Pangad, ia mencatat prestasi tersendiri atas keberhasilannya membongkar rahasia pengiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk PKI. Dari situ diketahui bahwa senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai dalam pembangunan gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces). Senjata-senjata itu diperlukan PKI yang sedang giat-giatnya mengadakan persiapan melancarkan pemberontakan.

Saat itu PKI sedang dekat-dekatnya dengan pucuk pimpinan tertinggi negeri ini. PKI digadang-gadang untuk bisa menyaingi kekuatan TNI (khususnya Angkatan Darat) yang dianggap terlalu kuat atau berpengaruh pada saat itu.  Dengan situasi ini, apa yang dilakukan Panjaitan dalam membongkar rahasia pengiriman senjata itu tentulah cukup beresiko. Tapi Panjaitan tak gentar. Hal itu tetap dia bongkar.  Di sini saya menarik pelajaran berharga dari beliau untuk tetap berani berbuat yang benar. Suatu hal yang jarang kita temui saat ini di negeri kita tercinta ini.

Hal lain yang menarik dari Panjaitan adalah kemampuannya untuk berserah diri pada Yang Maha Kuasa. Ketika sekelompok tentara menembak membabi-buta dan masuk ke dalam rumahnya, Panjaitan dipaksa untuk turun dari lantai 2. Panjaitan waktu itu tetap tenang. Tidak ada raut muka ketakutan di wajahnya. Hal ini dapat diketahui dari cerita salah satu putrinya yaitu Riri (Sumber: www.jawaban.com).

Monumen DI Panjaitan di Balige (Foto by Jarar Siahaan)
"Ayah saya keluar dari kamar, memakai baju lengkap, uniformnya sebagai angkatan darat, keluar dari kamarnya dan memandang kami semua. Tidak saya lihat itu wajahnya takut." kenang Riri ketika itu.
Sewaktu turun, Panjaitan dengan tenang mengatakan bahwa dia akan ikut tapi dia mau berdoa terlebih dahulu. Dalam posisi berdiri, berdoa melipat tangan, kepalanya dipukul dan akhirnya dia pun ditembak. Suatu pelajaran berserah diri yang luar biasa dari seorang Panjaitan. Dia sebenarnya tahu apa yang akan dia hadapi. Mungkin saja ini akibat dari keberaniannya membongkar kejadian penyelundupan senjata waktu lalu atau mungkin karena jabatan yang dia pangku saat itu. Tidak ada yang tahu pasti apa yang Panjaitan pikirkan saat itu. Yang jelas dia berserah pada Yang Maha Kuasa.
Saat ini negeri ini sedang “miskin” tokoh yang baik. Tokoh yang bisa dijadikan panutan. Yang tidak gembar-gembor di media menyampaikan perbuatan “baik” nya tapi yang langsung berbuat hal nyata untuk kebaikan masyarakatnya. Teladan Donald Isaac Panjaitan adalah salah satu yang patut dicontoh.
Bacaan: