Senin, 28 Mei 2012

Pesan Moral dari The Fast and Furious Five (Fast Five: Rio Heist)


Fast Five Movie Poster  (Source: www.imdb.com)
Beberapa waktu lalu saya berkesempatan menonton film The Fast and Furious 5. Mungkin judul yang saya tuliskan salah karena kalau kita klik Internet Movie Data Base, ada berbagai judul untuk film ini. Dari Fast Five hingga The Fast and Furious Five sampai yang ditambahkan embel-embel tulisan Rio Heist. Ya sudahlah, judul tidak terlalu masalah. Film ini intinya berkisah tentang kelanjutan petualangan Dominic Toretto (Vin Diesel) dan temannya Brian O’Conner (Paul Walker) yang mantan agen FBI yang akhirnya memutuskan untuk membelot dan bergabung dengan Dominic dan rekan-rekannya. Mungkin dia membelot karena kepincut dengan adik Dominic yaitu Mia Toretto (Jordana Brewster). Keseluruhan setting film ini mengambil tempat di Rio de Janeiro (ini juga mudah-mudahan tidak salah tulis..) ibukota Brazil. Oh iya, bagi yang awam dengan sekuel film ini tentunya tidak usah khawatir, di pendahuluan film sempat dibahas adegan terakhir dari sekuel yang ke empat dimana Dominic Toretto dibebaskan oleh rekan-rekannya sewaktu dalam perjalanan dengan bis menuju penjara Lompoc. Tapi tentu ada baiknya lebih dahulu menonton film-film sebelumnya agar akrab dengan para tokohnya. Saya sendiri missed satu episode yaitu Tokyo Drift. Sampai sekarang saya belum sempat mencari DVDnya dengan pinjam dari teman atau sewa di persewaan DVD.
Alkisah, kota Rio dikuasai oleh Hernan Reyes (Joaquim de Almeida) hampir di seluruh aspek kehidupan kota ini. Bahkan sampai polisi pun dikuasai olehnya. Pekerjaan yang dilakukan oleh Dominic dan kawan-kawannya untuk mencuri mobil sitaan DEA (lembaga anti narkotika Amerika) dari sebuah kereta yang sedang berjalan ternyata tak semulus dugaan mereka. Mereka ternyata bekerja untuk Reyes. Bukan mobil yang dicari oleh antek-antek Reyes melainkan sebuah chip yang berisi data transaksi dan keuangan seluruh bisnis Reyes di Rio. Tak pelak lagi akibat perbuatannya, Dominic dan kawan-kawanpun harus berurusan dengan DSS karena mereka termasuk daftar orang paling dicari di seluruh dunia. Sebenarnya dari dulu Dominic sudah dicari-cari oleh FBI (sejak judul film ini yang pertama: The Fast and Furious) namun dengan kelihaiannya tak pernah sekalipun ia tertangkap. Kalaupun ia akhirnya nyaris tertangkap lagi-lagi agen FBI membebaskannya atau memberikan kesempatan lari padanya akibat perbuatan baik yang ia lakukan.
Lantas apa pesan moral yang didapat dari menonton film ini? Pertama, ada adegan ketika Reyes bertemu dengan kolega-koleganya (mungkin sesama penjahat kali ya..). Dalam adegan tersebut Reyes memaparkan apa bedanya penjajahan yang dilakukan Spanyol dan Portugis di masa lampau dan efeknya pada Brazil yang sekarang. Bangsa Spanyol datang dengan kekerasan. Mereka datang dengan angkatan perang dan menyerbu Brazil. Hasilnya? Bangsa Spanyol dikalahkan oleh rakyat Brazil masa itu dan semua orang Spanyol dibunuh. Apa yang bangsa Portugis lakukan? Bangsa Portugis datang dengan membawa barang-barang yang akhirnya dipandang menjadi suatu “kebutuhan”. Apa saja contohnya? Bangsa Portugis membawa kaca (mirror), dan barang-barang lain. Mereka kemudian menciptakan siklus “kebutuhan” sehingga ada ketergantungan rakyat Brazil akan mereka dan untuk memperoleh “kebutuhan” itu mau tak mau rakyat Brazil harus bekerja pada mereka. Apa efek jangka panjangnya? Lihatlah sekarang, hampir semua penduduk Brazil dengan fasihnya berbahasa Portugis. Oh iya ini kata Reyes lho.. bukan saya. Saya sendiri ingin juga membuktikan perkataan Reyes ini dengan pergi ke Rio, namun apa daya uang tak ada he..3x.
Pesan moral berikutnya adalah mengenai makna kebebasan. Ketika Dominic bercakap-cakap dengan Brian perihal kandungan Mia (Mia ternyata sedang mengandung anaknya Brian), mereka berbicara soal makna kebebasan. Apa itu kebebasan (freedom)? Yang jelas kebebasan tidak akan didapat dengan terus berlari. Seseorang harus mau menghadapi masalahnya secara terang-terangan. Dalam hal Dominic dan kawan-kawan masalahnya adalah Reyes. Reyes mau tidak mau harus dilawan untuk mendapatkan kebebasan itu (tentunya dengan menggunakan uang Reyes). Pesan berikutnya kita lihat dari bagaimana cara Dominic dan Brian mengumpulkan team mereka. Pengalaman masa lalu berinteraksi dengan seseorang akan mendasari orang tersebut mengambil keputusan di masa yang akan datang. Dominic dan Brian mengenal beberapa orang dengan keahlian “khusus” di masa lalu mereka masing-masing dan dengan dasar itulah mereka kemudian mengumpulkan team mereka. Dari si “mulut besar” Roman Pearce, si “bunglon” Han, si ahli teknologi Tej Parker, ahli senjata Gisele Yashar hingga dua orang tukang berkicau dalam bahasa Spanyol Leo dan Santos. The right man on the right place. Saya membayangkan kalau diminta membentuk sebuah dream team kira-kira siapa saja yang akan saya masukkan ya?
Pesan moral berikut adalah peran seorang pemimpin dan pendampingnya. Ketika akhirnya mereka harus berhadapan dengan unit DSS (US Diplomatic Security Service) dibawah pimpinan agen Luke Hobbs (Dwayne Jhonson alias pegulat The Rock), team ini akan kocar-kacir jika tidak ada keputusan yang diambil seorang pemimpin. Lanjutkan misi atau batalkan misi dan kabur dengan pesawat. Seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas. Memang memberikan pilihan juga baik. Tapi bagaimana tetap tegas dengan pilihan yang sudah diambil di situlah gaya kepemimpinan tersebut diuji. Dominic memberikan pilihan bebas bagi teamnya namun pada akhirnya dengan keteguhannya semua anggota team terpengaruh dan tetap ikut ambil bagian sebab kalau tidak ikut ambil bagian nanti filmnya jadi nggak seru dong..he..3x
Oh iya, salah satu best scene dari film ini adalah perkelahian antara Dominic Toretto dan Luke Hobbs. Bayangkan dua orang berbadan besar ini akhirnya bertemu dalam satu duel tangan kosong. Seru sekali! Namun saya pikir karena ini filmnya Vin Diesel yah layaklah kalau Dominic Toretto yang akhirnya menang dalam perkelahian itu.
Kembali ke pesan moral, ada perkataan yang paling penting dari Dominic ke rekan-rekannya yaitu mengenai pentingnya makna perasaan sebagai satu keluarga. Keluarga itu saling menolong, menguatkan satu sama lain, bisa dipercaya dan tak akan menghianati. Dan salah satu perkataannya yang cukup mengharukan saya adalah, “There’s always room for family..” selalu ada tempat untuk keluarga.
Di akhir film ini, masing-masing anggota team akhirnya mendapatkan bagiannya dari uang Reyes. Masing-masing bisa mewujudkan mimpinya dengan uang itu. Ada yang membeli mobil mahal, ada yang pergi bertaruh di kasino, dan ada yang pergi menyendiri bersama keluarga ke pinggir pantai. Oh iya yang ini bukan bagian dari pesan moral ya.. jangan ditiru. Mencuri itu tetap dosa.
Last but not least, terlepas dari apa yang dilakukan Dominic dan kawan-kawan untuk mencuri uang Reyes, paling tidak ada beberapa pesan moral di atas (dari film ini) yang mungkin bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kamis, 24 Mei 2012

Satu Hari di Baliem Valley Resort









Hari Jumat lalu (tanggal 18 Mei 2012) saya dan istri berkesempatan menikmati reservasi kami di Baliem Valley Resort. Buat yang belum tahu, Baliem Valley Resort adalah suatu penginapan yang terletak di lembah Baliem tepatnya di sekitar daerah Siepkosi. Dulu penginapan ini dikenal dengan nama Hotel Jerman Bersatu namun saya tidak tahu pastinya kapan nama itu akhirnya berubah menjadi Baliem Valley Resort.  Dengan bantuan seorang teman bernama Mas Joko akhirnya pagi itu kami sampai di sana. Sekitar 1 jam perjalanan kami tempuh dari Wamena tempat tinggal kami. Memang selama hampir 6 tahun saya tinggal di Wamena baru sekarang saya merasakan menginap di tempat ini. Biasanya saya hanya berkunjung saja untuk sekedar foto-foto atau pas ada acara kantor yang bersifat kekeluargaan yang diadakan di tempat ini. Suasana pemandangan alamnya yang indah dan asri membuat tempat ini memang menarik untuk jadi ajang foto-foto.
Setelah selesai menikmati sarapan kamipun diberikan kunci kamar. Kamar yang kami dapatkan adalah kamar nomor 4. Seorang lokal menemani kami ke kamar membantu membawakan 2 ransel yang kami bawa dari Wamena. Satu ransel berisi pakaian dan satu ransel lagi full berisi makanan dan minuman ringan. Kamar nomor 4 ini sebenarnya sangat dekat ke lobby. Pandangan dari teras di depan kamar kami langsung menghadap ke bangunan lobby resort. Namun jalan setapak untuk menuju lobby ini berkelok-kelok dan menurun sehingga untuk menuju lobby butuh sekitar 3 – 5 menit berjalan santai.
Berikut ini adalah beberapa tips yang kami coba tuliskan sebagai panduan jika ada rekan-rekan, sanak saudara, handai tolan, dan lain-lain yang mungkin ingin mencoba menginap di tempat ini:
  1. Mintalah kamar yang lampunya terang, kalau bisa yang lampunya berwarna putih jangan yang warna kuning. Warna kuning akan membuat suasana menjadi remang-remang dan tidak cukup terang. Kebetulan kalau untuk kami suasana ini yang paling pas he..3x
  2. Bawalah jaket karena suasana yang dingin. Dinginnya melebihi dinginnya Wamena. Kalau kami berdua yang sudah lama tinggal di Wamena saja masih kedinginan tentu rekan-rekan dari daerah lain akan lebih merasa kedinginan lagi. Kebetulan kami berdua lupa bawa jaket sehingga sewaktu turun ingin makan malam menikmati dinner buffe kamipun terpaksa memakai baju berlapis-lapis agar bisa melawan dinginnya malam.
  3. Karena suasananya yang dingin, jangan lupa bawalah makanan-makanan yang bisa menghangatkan badan. Kami membawa 4 cup mie instan dan 2 bungkus kopi instan waktu itu. Selain itu kami juga membawa beberapa makanan ringan seperti kacang kulit dan roti (walau rotinya ngga sempat dimakan). Kami juga tak lupa membawa beberapa batang coklat. Katanya sih untuk menaikkan mood. Mood untuk apa sih? Nah itu jawabannya bisa pembaca pikirkan sendiri he..3x
  4. Karena suasana yang dingin harus makan banyak supaya tidak terlalu terasa dinginnya. Di kamar ini tempat tidurnya spring bed yang cukup baik kualitasnya. Selimutnya cukup tebal dan kalau kita meringkuk di dalamnya lumayan cukup hangat.
  5. Kalau rekan-rekan berniat mau bawa mie cup instant, pastikan ada air panas di kamar. Bawalah termos ke dapur minta ke pelayan “air yang sangat panas”. Kenapa harus air yang sangat panas? Supaya panasnya bertahan lama. Oh iya satu termos yang ada di kamar itu cukup untuk membuat 2 cup mie instan dan 2 gelas kopi instant. Kamipun sudah membuktikan jika termos diisi air yang sangat panas di malam hari, panasnya masih cukup bertahan hingga pagi harinya. Keesokan paginya kami masih sempat menikmati masing-masing 1 cup mie instan dengan air panas itu. Itupun masih harus ditiup dulu sebelum dimakan.
  6. Kamar mandi dan WC-nya cukup baik. Kombinasi lampu yang berwarna kuning cukup memberikan kesan mewah di kamar mandi ini. Air panas untuk mandi tersedia walau kami sudah membuktikan ternyata panasnya lama sekali. Mungkin ini dikarenakan listrik untuk tempat ini baru menyala jam 5 sore dan dimatikan kembali jam 10 malam. Keesokan paginya kami sempat menikmati air panas ini namun karena listriknya sudah tidak menyala jadinya hanya sebentar saja air panasnya mengalir. Selanjutnya dingin se dingin-dinginnya.
  7. Jangan lupa minta obat nyamuk dan lilin di Mbak Ika (pengurus resort ini) sehubungan dengan jadwal listrik tadi. Jangan lupa juga minta payung karena siapa tahu lagi musim hujan sehingga payung sangat dibutuhkan untuk sekedar jalan-jalan ke lobby atau jalan-jalan menyusuri jalan setapak yang mengitari kamar-kamar di resort ini.
  8. Oh iya, pastikan tujuan rekan-rekan ke resort ini hanya untuk beristirahat. Di kamar tidak ada TV sehingga jika rekan-rekan ingin hiburan lain bawalah laptop atau alat hiburan lain. 
  9. Di kamar ini tidak ada tisu. Odol dan sikat gigi juga tidak ada di kamar mandi. Yang ada hanya handuk dan sabun hotel. Untuk itu bawalah tisu jika anda adalah orang yang tidak bisa lepas dari tisu. Pastikan juga membawa odol dan sikat gigi sendiri.
  10. Jika anda adalah “tukang minum” pastikan membawa ekstra botol minuman (dengan air minum di dalamnya) kecuali jika anda mau sedikit rajin bolak-balik ke lobby atau ke dapur untuk sekedar mengisi termos.
    11. Jangan lupa bawa senter, takutnya lampu jalannya ada yang tidak menyala sehingga tangga-tangga kayunya tidak kelihatan.
    12. Ada total 14 kamar di resort ini. Pastikan sewaktu pesan mau pesan tipe ranjang yang bagaimana. Ada single bed, double bed, atau twin bed.
Malam itu kami menikmati dinner buffe. Menunya cukup lumayan. Cocok dengan selera orang Indonesia. Ada sup ayam. Ada nasi putih (sepertinya nasi uduk), ada kentang. Lauknya ada opor ayam, udang selingkuh (dinamakan udang selingkuh karena mempunyai capit seperti kepiting, mungkin karena selingkuh dengan kepiting kali ya..). Sebenarnya kami mau ambil banyak-banyak karena memikirkan harganya tapi karena jaim jadi kita mengambil secukupnya saja. Kenapa harus jaim? Karena kami menjaga nama baik bangsa dan negara kita di mata dunia. Lho? Kebetulan bersama kami ada 1 grup turis dari Jerman (sepertinya..) sehingga kami takut nanti diomongin sama mereka, “Tuh..liat tuh.. pasti orang Indonesia tuh..makannya banyak..”.
Untuk dapat menikmati dinner buffe ini dikenakan biaya per orang Rp. 180.000 , mungkin 18 sampai 20 dollar jika di kurs ke USD. Untuk ukuran turis mungkin harga yang biasa dibayarkan yah.. Tapi namanya juga berlibur jadi yah.. dinikmati saja. Padahal kalau dihitung-hitung untuk kami berdua berarti total biayanya Rp. 360.000, wah.. bisa buat belanja seminggu tuh..di Wamena atau biaya belanja sebulan di Jakarta he..3x
Malam itu sehabis menikmati dinner buffe, lampu luar di depan kamar kami akhirnya dipasang. Akhirnya....walau cuma sempat menikmati terang ini selama 2 jam namun cukup membantu kami menikmati suasana malam itu. Ketika saya cek ke kamar mandi, air panasnya sudah mulai berasa hangat. Tapi karena kami berdua sudah mandi tadi sore kami putuskan untuk tidak mandi lagi. Informasi yang kami terima dari Mbak Ika, besok sarapan dimulai jam 07.00 WIT sampai jam 09.00 WIT. Dalam hati kami sudah bisa menebak pasti sarapannya roti panggang, omelet (alias telur dadar), minuman jus, dan buah.
Pagi keesokan harinya kamipun turun ke lobby. Waktu menunjukkan pukul 08.00 WIT. Mas Joko dan Erik sudah menunggu di lobby sambil menikmati sarapan ala barat. Roti, jus terong belanda, buah pisang, dan lain-lain ditemani dengan secangkir kopi. Untuk kami ternyata ada pancake pisang dan jus buah. Seperti pagi kemarin, rotinya sudah dipanggang. Kita tinggal menambahkan selai yang kita inginkan. Ada selai coklat, nenas dan strawberry. Selesai sarapan kamipun kembali ke Wamena. Tak lupa sebelumnya kami foto-foto di lobby hotel. Oh iya ternyata resort ini tak hanya ada di Lembah Baliem saja lho.. Pemiliknya juga membuka cabang resort di tengah gurun pasir di Mongolia. Wah.. kapan ya sempat menginap di sana (mimpi ka?).

Untuk informasi rekan-rekan, total biaya yang kami keluarkan adalah Rp. 1.695.000,- terdiri dari Room Rp. 950.000,- (satu hari), sarapan Rp. 75.000,-/ orang untuk tiga orang sehingga totalnya Rp. 225.000,- makan siang @ Rp. 50.000,- sehingga untuk dua orang Rp. 100.000,- teh panas @Rp. 20.000,- sehingga total untuk 2 orang Rp. 40.000,- buah @Rp. 10.000,- dan dinner buffe @Rp. 180.000,-. Yah.. lumayanlah..walau agak bingung juga dengan harga teh panas itu he..3x
Oke deh rekan-rekan. Saya tampilkan juga beberapa foto di blog ini (lihat blog: www.willysitompul.blogspot.com) sebagai pelengkap cerita. Kalau berminat menginap jangan ragu. Gunakan tips yang sudah kami beberkan di atas. Oh iya mengenai transportasi tidak usah khawatir ternyata resort ini bisa menyediakan antar dan jemput, namun karena waktu itu kami menginap bersamaan dengan rombongan bule-bule itu jadinya mobil (lebih tepatnya bis kali ya..) resort ini tidak bisa kami pakai. Saya sendiri tidak sempat menanyakan apakah ada biaya khusus untuk antar jemput ini. Tapi dicari saja informasinya ya..

Sampai bertemu di rekaman perjalanan kami yang berikutnya ya...

Rabu, 23 Mei 2012

Mimpi Jadi CEO Grup Bakrie


Malam itu aku tidak bisa tidur nyenyak, padahal malam sebelumnya aku dan istriku baru saja menginap di Bakrie Suite di Hotel Baliem Pilamo di Wamena. Sekedar pernah saja, kata istriku. Biar ada yang diceritakan ke anak cucu. Aku setuju dengannya. Yah..lumayanlah 1 malam merasakan tidur di kamar yang luas dan tempat tidur yang empuknya bukan main. Tapi akibatnya jadi terasa malam ini ketika kembali tidur di rumah. Nggak bisa tidur! Mungkin karena hujan lebat yang terus-menerus menghunjam Lembah Baliem ini yang menambah dinginnya suasana ataukah beban pekerjaan yang cukup banyak yang terus saja membebani pikiranku. Atau mungkinkah ada suatu peristiwa heboh esok hari yang akan terjadi? Hmm.. mungkin juga.

Ternyata benar! Esok harinya sewaktu aku masuk ke ruang kerjaku, salah seorang stafku mengantar sepucuk surat. Dari luar aku hanya melihat tulisan besar yang terpampang di situ. “Bakrie and Brothers Tbk.” Begitu tulisannya.  Dengan tak bersemangat aku membuka amplop coklat itu. Di dalamnya ada sepucuk surat. Dahiku mengernyit sedikit keheranan. Ternyata isi surat itu adalah tawaran untukku sebagai CEO di Grup Bakrie. Ahh? Serius nih? Pikirku. Akupun mencoba menghubungi nomor kontak yang ada di surat tersebut. Suara lembut seorang perempuan terdengar di seberang. “Benar Pak. Kami memang sedang mencari CEO baru dan berdasarkan survei yang kami lakukan, Bapak adalah orang yang kami pilih untuk posisi itu. Kami tunggu kehadiran Bapak besok di kantor kami. Jika Bapak ingin informasi lebih lanjut, saya bisa menghubungkan Bapak ke atasan saya” lanjutnya lagi. Tanpa sadar saya hanya diam mematung. Oh my God! Dari seberang hanya terdengar suara sayup-sayup, “Pak..Pak.. halo..halo..”.
***
Ruangan CEO itu begitu luas, letaknya di bagian penthouse suatu gedung tinggi. Dari situ sepertinya kita bisa memandang setiap sudut ibukota. Tidak ada orang lain di situ. Satu-satunya orang di ruangan itu hanya aku. Di ruangan lain yang jauh lebih kecil hanya ada seorang sekretaris dan sebuah sofa panjang untuk para tamu menunggu jika ingin bertemu denganku. Mantap! Pikirku. Puas dengan rasa senang, akupun melihat meja kerjaku. Sebuah meja tembus pandang bernuansa modern tampak di situ. Namun sekejap saja kekaguman akan meja itu sirna begitu melihat tumpukan berkas di sisi kanan meja itu. Hmm..ini dia bagian sulitnya.

Satu per satu aku membaca cover berkas-berkas itu. Bakrie Sumatra Plantations, Bumi Resources, Bakrieland Development, Bakrie Telecom, dan masih banyak berkas yang lain. Wah, tidak mungkin bisa membaca semua ini dalam waktu singkat pikirku. Akupun segera menghubungi sekretarisku. Aku perintahkan semua direktur perusahan yang ada di Grup Bakrie untuk mengikuti rapat singkat orientasi CEO baru. Beberapa direktur yang sedang dalam perjalanan baik di dalam maupun di luar negeri satu per satu kuhubungi dan kuminta mereka untuk segera bergabung dalam rapat. Memang agak riskan juga kalau dipikir-pikir. Bagaimana kalau mereka sedang dalam suatu rapat negosiasi yang juga sama pentingnya? Tapi biarlah, pikirku, lebih baik mengorbankan satu hal untuk kepentingan yang lebih besar yaitu penyamaan persepsi organisasi dan persamaan visi ke depan. Beberapa direktur menawarkan komunikasi via Skype yang langsung kutolak mentah-mentah. Bagiku interaksi langsung face to face jauh lebih bermakna ketimbang mendengar suara dan melihat gambar dari jarak jauh.

Sore itu rapatpun dimulai. Satu per satu direktur yang ada dalam Grup Bakrie maupun dari anak perusahaan bermunculan. Lama-kelamaan ruangan itu penuh juga. Masing-masing memperkenalkan diri dan mengambil tempat di meja bundar bergaya klasik yang penuh dengan ukiran Jepara itu.
Dari para direktur itu aku mencoba membuat gambaran ringkas tentang Grup Bakrie ini. Apa saja sih yang menjadi kekuatan Grup Bakrie? Apa kelemahannya? Bagaimana Grup Bakrie melihat peluang yang ada? Apa saja ancaman yang ada saat ini dan potensial ancaman di masa mendatang? Selain itu aku juga mencoba mendapatkan masukan dari mereka tidak hanya sebatas mendefinisikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman tapi juga menggabungkan masing-masing definisi tersebut menjadi beberapa pertanyaan:
  1. Bagaimana Grup Bakrie bisa menambah “kekuatan” untuk siap menggunakan setiap “peluang” yang ada?
  2. Bagaimana Grup Bakrie bisa mengurangi “kelemahan” untuk mengisi setiap “peluang” yang muncul?
  3. Apakah ada “kekuatan” yang bisa digunakan untuk mengatasi “ancaman” di masa ini maupun di masa depan?
  4. Bagaimana mengurangi “kelemahan” yang ada untuk mengatasi tiap ancaman yang datang saat ini maupun saat nanti?
Dengan banyaknya diversifikasi usaha pada Grup Bakrie tentunya membutuhkan tenaga ekstra untuk melihat porto folio dari masing-masing usaha tersebut. Dari pemaparan para direktur ternyata tidak semua perusahaan dalam Grup Bakrie berada pada posisi menguntungkan. Beberapa masih bergumul dengan penyelesaian hutang yang belum selesai. Banyaknya anak perusahaan menjadi kekuatan namun sekaligus kelemahan manakala ada perusahaan yang tak berbuah profit. Di sisi lain, diversifikasi usaha juga membuat manajemen pengelolaan staf tidak berjalan seragam di masing-masing perusahaan. Padahal perusahaan-perusahaan yang ada dalam Grup Bakrie banyak memilik karyawan yang handal. Para karyawan itu menjadi kekuatan tersendiri bagi Grup Bakrie jika dikelola oleh satu manajemen yang baik. Hmm..menarik juga pikirku. Sambil mendengarkan masing-masing direktur memaparkan kinerja perusahaannya aku pun membuat catatan-catatan kecil yang rencananya akan kupakai untuk presentasi pertamaku sebagai CEO baru. 

Dalam presentasi beberapa direktur, kutemukan juga beberapa kesempatan atau peluang yang bisa diraih oleh Grup Bakrie. Saat ini pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Ini dapat dilihat dari bertumbuhnya kelompok kaum menengah yang berpenghasilan di atas 2,5 juta perbulannya. Kelompok menengah ini bertumbuh seiring dengan perbaikan sistim remunerasi di negeri ini khususnya untuk posisi guru atau pengajar dan petugas kesehatan. Bertumbuhnya kelompok menengah menjadi peluang besar tatkala perbaikan penghasilan berbuah peningkatan kebutuhan. Kelompok ini bisa ditargetkan untuk menjadi konsumen beberapa produk Bakrie. Peluang lain yang juga ditekankan beberapa direktur adalah mengenai pergerakan pertumbuhan ekonomi dunia yang mulai beranjak ke Asia. Melonjaknya pertumbuhan ekonomi Cina, Jepang, dan Korea Selatan tentu bisa menjadi peluang yang baik jika bisa dimanfaatkan. Presentasi dari grup media juga menunjukkan adanya peluang-peluang positif. Naiknya rating dalam sesi berita yang aktual dan kepercayaan publik yang mulai bertumbuh pada beberapa media dalam asuhan Grup Bakrie menjadi peluang tersendiri yang bisa dimanfaatkan.

Presentasi yang menarik datang dari beberapa direktur perusahaan yang tak berbuah profit. Persoalan pembayaran ganti rugi lumpur Lapindo dan ganti rugi nasabah Bakrie Life menjadi ancaman tersendiri bagi citra grup perusahaan ini. Sejenak aku mengernyitkan dahiku yang mulai berkerut. Ini dia ancaman yang harus segera ditangani. Akupun menuliskan beberapa hal sebagai catatan dalam laptopku.

Setelah selesai mendengarkan para direktur mempresentasikan perusahaan yang masing-masing mereka pimpin, akupun beranjak dari kursiku ke depan. Laptop kecil itu kubawa bersamaku. Banyak sudah catatan yang kubuat. Aku akan mencoba merumuskan pandanganku dari seluruh presentasi mereka.

Mengawali presentasiku sebagai CEO baru, aku memaparkan mengenai strategi “Samudra Biru” yang kubaca dari buku karangan Kim dan Mauborgne. Intinya adalah bagaimana menciptakan ruang tanpa pesaing dan membuat kompetisi menjadi tidak lagi relevan. Aku membuka presentasiku dengan memaparkan beberapa contoh. Contoh pertama adalah bagaimana Callaway Golf membuat permainan golf lebih menyenangkan dengan mengeluarkan produk bernama “Big Bertha”, sebuah tongkat golf dengan kepala besar yang membuat bola golf menjadi lebih mudah untuk dipukul. Permainan golf yang tadinya dinilai sulit oleh kalangan awam menjadi permainan yang menyenangkan yang bisa dimainkan banyak orang. Di kemudian bisnis golf ini bertumbuh lebioh pesat dengan memainkan permainan golf yang tidak harus dimainkan di lapangan golf. Contoh lain adalah bagaimana Apple melihat “peluang” di tahun 2003 dimana saat itu lebih dari 2 juta file musik ilegal ditransaksikan setiap bulannya. Namun Apple melihat kelemahan file musik ilegal tersebut. Kualitas suara yang jelek dan kesulitan memperoleh satu album penuh. Apple kemudian menyediakan iTunes yang menawarkan pengunduhan lagu yang legal, mudah digunakan, dan fleksibel. Pembeli yang ingin membeli satu album bisa membayar $9,99 harga yang lebih murah daripada harus membeli satu keping CD seharga $19. Pembeli yang tidak ingin membeli satu album bisa membeli atau mengunduh sebuah lagu dengan hanya membayar 99 sen. Apple pun mereguk keuntungan besar lewat iTunes.

Ada beberapa poin yang harus dipegang bersama dalam menerapkan strategi ini:
  1. Tidak ada industri atau perusahaan yang terus-menerus unggul. Daya tarik semua industri naik dan turun sepanjang masa.
  2. Grup Bakrie harus bisa menciptakan pasar baru dalam samudra biru tanpa persaingan dan membuat kompetisi menjadi tidak relevan dengan mengumpulkan ide-ide dari para karyawannya.
Akupun memaparkan bahwa akan ada 4 rintangan yang akan selalu ada dalam implementasi suatu strategi baru. Rintangan pertama adalah rintangan kognitif, dimana citra organisasi atau perusahaan yang cenderung melekat pada status quo. Rintangan kedua adalah rintangan politik dimana ada kepentingan-kepentingan yang kuat yang mendominasi. Rintangan ketiga adalah rintangan motivasional yaitu staf yang tidak mempunyai motivasi. Dan rintangan keempat adalah rintangan sumber daya, yaitu sumber daya yang terbatas. Bagaimana cara mengatasi rintangan-rintangan tersebut? Pertama adalah melakukan terobosan lewat dunia pendidikan. Universitas yang selama ini dikelola mau tidak mau harus berperan lebih aktif dalam mengadakan dialog-dialog terbuka yang kemudian diliput oleh media. Dalam dialog-dialog maupun acara-acara kampus dilakukan dengan mengundang berbagai tokoh dari bermacam kalangan sehingga kesan kedekatan pada status quo semakin lama akan semakin pudar dengan sendirinya. Kedua, melakukan penyamaan persepsi dan visi yang terus menerus di lingkup direksi maupun keluarga Bakrie sendiri. Harus ada kesepakatan yang dibangun mengenai siapa yang harus berbicara dan pada even apa sehingga publik semakin bisa mengenali grup ini bukan hanya dari satu atau dua tokoh saja. Keaktifan tokoh-tokoh direksi Bakrie dan keluarga Bakrie dalam diskusi publik perlu terus ditingkatkan. Perlu ada tim khusus yang secara terus-menerus melakukan survey pendapat publik akan grup Bakrie. Tim ini jugalah yang akan memberikan masukan bagi para direksi dan keluarga Bakrie akan apa yang perlu dan tidak perlu dibicarakan di muka publik. Ketiga, adalah peningkatan motivasi karyawan. Remunerasi karyawan yang lebih baik, adanya kepastian promosi, menerapkan sistim level karyawan yang sama di seluruh Grup Bakrie, adanya kemungkinan transfer karyawan antar perusahaan dan terakhir kesempatan bagi karyawan untuk mempunyai kepemilikan atas saham perusahaannya. Hal ini tentunya akan meningkatkan motivasi karyawan yang bekerja pada grup Bakrie terlebih lagi jika hal ini didengungkan hingga ke bursa kerja tentunya akan lebih banyak karyawan yang berkualitas yang bisa direkrut oleh grup Bakrie. Keempat, untuk mengatasi keterbatasan sumber daya perlu ada kemitraan yang dibangun. Kemitraan di sini bisa dilakukan dengan kekuatan level menengah tadi atau membangun kerjasama dengan perusahaan dari negara lain (Cina, Jepang, dan Korea Selatan) yang memiliki ketertarikan berinvestasi di Indonesia. Perusahaan dengan sistim joined venture bisa diterapkan untuk mengatasi kekurangan sumber daya.  

Bagaimana menambah “kekuatan” sambil mengurangi “kelemahan” untuk menangkap setiap “peluang”? Caranya adalah dengan meningkatkan citra atau branding perusahaan. Akupun memaparkan rencanaku untuk membuat suatu perusahaan iklan sendiri bertajuk Bakrie Advertising. Perusahaan ini tidak hanya bertugas dalam membuat iklan masing-masing perusahaan dalam grup Bakrie namun juga aktif berperan dalam kancah dunia periklanan nasional. Sebagai model dalam iklan tersebut bukan hanya artis yang sudah dikenal publik namun juga memanfaatkan karyawan-karyawan yang memiliki dedikasi tinggi. Unit periklanan ini juga akan linked dengan salah satu divisi di Universitas Bakrie. Sebagai salah satu kekuatan perusahaan, staffing juga akan diperhatikan. Selain beberapa usulan yang sudah aku paparkan sebelumnya,  aku juga bermaksud meningkatkan image publik terhadap staf grup Bakrie. Ketika publik melihat ada yang mengenakan batik hijau paduan biru dengan lambang KORPRI, publik akan tahu kalau orang itu adalah PNS. Staf grup Bakrie akan menggunakan seragam khusus sehingga publik akan mudah mengenalinya. Staf grup Bakrie harus bangga jika dikenal publik lewat seragam yang dipakainya. Karena diversifikasi adalah kekuatan sekaligus kelemahan grup Bakrie maka tanpa segan aku akan menutup beberapa anak perusahaan yang tidak bisa memberikan profit dalam 3 tahun ke depan.

Bagaimana menggunakan “kekuatan” sambil mengurangi “kelemahan” yang ada untuk mengatasi “ancaman” yang datang di masa kini dan masa mendatang? Jawabannya adalah penguatan Corporate Social Responsibility dengan menggandeng beberapa NGO lokal maupun internasional. Hal ini mutlak dilakukan agar bisa grup Bakrie bisa bersuara lebih baik. Akupun memaparkan bagaimana logo UNICEF yang selalu bertengger di kaos para pemain Barca. Setiap Barca tampil orang dengan mudah melihat logo itu dan ketika melihat logo orang akan berasosiasi mengenai apa itu UNICEF dan apa yang dikerjakannya. Ke depannya grup Bakrie harus membuat logo yang lebih baik, menarik, dan mudah dikenal. Satu logo untuk semua anak perusahaan. Akupun mengambil contoh bagaimana kisah salah satu grup perusahaan makanan yang ikut membantu perbaikan gizi lewat program Posyandu di Papua dan NTT. Contoh lain yang kupaparkan adalah cerita tentang sebuah grup media yang bisa membantu anak-anak asli Papua untuk mengembangkan radio komunitas di wilayahnya. Dengan meningkatkan kemampuan divisi CSR perusahaan diharapkan persepsi masyarakat yang tadinya menjadi ancaman bisa berubah menjadi kesempatan. Bakrie Advertising akan membuat setiap cerita sukses divisi CSR menjadi cerita yang menarik, mengharukan, dan ditayangkan dalam setiap media yang dimiliki grup Bakrie.

Selain itu akupun memaparkan beberapa bidang bisnis yang layak untuk coba ditelusuri kemungkinan-kemungkinannya. Dengan masalah kemacetan dan keruwetan sistim transportasi di beberapa kota mungkin bisnis transportasi murah layak dipertimbangkan. Grup Bakrie akan ikut serta dalam pembangunan Mass Rapit Transit yang sudah dibatalkan oleh Pemda DKI Jaya. Di beberapa kota lain, grup Bakrie akan terlebih dahulu melakukan studi kelayakan sebelum memulai investasi di bidang transportasi di kota itu.

Bisnis makanan dengan menggandeng beberapa UKM yang telah ada, juga layak untuk ditelusuri. Misalnya dengan menyatukan beberapa rumah makan kecil dengan branding Bakrie Grup. Penempatan UKM juga ada yang dilokalisir di beberapa kantor wilayah grup Bakrie. Nantinya tidak ada lagi kantor PT A atau kantor PT B. Yang ada adalah kantor wilayah Bakrie di beberapa kota di Indonesia. Dengan sistim ini karyawan juga terbantu karena dapat membeli makanan murah berkualitas sehingga apa yang dibayarkan perusahaan ke karyawan dikembalikan lagi ke perusahaan sebagai laba atas hasil penjualan makanan via UKM.

Tidak hanya itu yang kupaparkan. Akupun memaparkan mengenai pengembangan jaringan telekomunikasi Bakrie ke depan. Bagaimana perusahan telekomunikasi itu bisa berkembang tidak hanya sebatas mengurusi selular dan modem namun menjadi layanan pusat data. Grup Bakrie pun sudah harus mempertimbangkan membuat site seperti facebook dengan tajuk Bakrie Community. Bakrie Community akan menjadi wadah aspirasi grup Bakrie di dunia maya yang juga linked dengan Bakrie Advertising dan anak perusahaan lainnya. Bakrie Community juga merupakan wadah interaksi grup Bakrie dengan masyarakat. Di bidang energi, sudah saatnya grup Bakrie memasuki wilayah baru di Indonesia Timur. Di wilayah ini Bakrie Energy (perusahaan dalam bentuk joined venture dengan negara lain) akan merambah bisnis penyediaan tenaga listrik dengan membangun PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro). Modal yang besar pada awalnya akan terbayarkan di tahun-tahun berikutnya karena sistim energi yang terus terbarukan. Akupun terus memaparkan banyak hal yang ingin kucapai 1 tahun, 3 tahun, bahkan hingga 5 tahun ke depan.

Tak terasa satu jam pun berlalu. Presentasiku pun selesai. Tepuk tangan membahana memenuhi ruangan pertemuan itu. Semua direktur tampak manggut-manggut entah mengerti atau tidak aku sendiri tidak tahu. Mungkin sebagian direktur ada yang khawatir karena perencanaan penghapusan divisi yang kutawarkan. Sebagian lagi mungkin senang akan usul perubahan remunerasi yang kusampaikan. Yah.. paling tidak ini suatu awal yang baik bagi grup perusahaan ini.
***
“Pak..Pak..”, suara itu terdengar sayup-sayup. “Ketiduran kah Pak?” lanjutnya. Rupanya Mak Isah tukang bersih-bersih di kantor sudah ada di depanku. Aku membuka mataku dan langsung terbelalak. Di hadapanku bukan meja kerja transparan dengan gaya modern tadi yang tampak melainkan sebuah meja kayu usang dengan laci yang sudah tak bisa dikunci. Oalahh.. rupanya aku sejenak tertidur di ruanganku akibat kurang tidur semalam. He..he..he.. nikmatnya mimpi jadi CEO Grup Bakrie.. :-)