Senin, 28 Mei 2012

Pesan Moral dari The Fast and Furious Five (Fast Five: Rio Heist)


Fast Five Movie Poster  (Source: www.imdb.com)
Beberapa waktu lalu saya berkesempatan menonton film The Fast and Furious 5. Mungkin judul yang saya tuliskan salah karena kalau kita klik Internet Movie Data Base, ada berbagai judul untuk film ini. Dari Fast Five hingga The Fast and Furious Five sampai yang ditambahkan embel-embel tulisan Rio Heist. Ya sudahlah, judul tidak terlalu masalah. Film ini intinya berkisah tentang kelanjutan petualangan Dominic Toretto (Vin Diesel) dan temannya Brian O’Conner (Paul Walker) yang mantan agen FBI yang akhirnya memutuskan untuk membelot dan bergabung dengan Dominic dan rekan-rekannya. Mungkin dia membelot karena kepincut dengan adik Dominic yaitu Mia Toretto (Jordana Brewster). Keseluruhan setting film ini mengambil tempat di Rio de Janeiro (ini juga mudah-mudahan tidak salah tulis..) ibukota Brazil. Oh iya, bagi yang awam dengan sekuel film ini tentunya tidak usah khawatir, di pendahuluan film sempat dibahas adegan terakhir dari sekuel yang ke empat dimana Dominic Toretto dibebaskan oleh rekan-rekannya sewaktu dalam perjalanan dengan bis menuju penjara Lompoc. Tapi tentu ada baiknya lebih dahulu menonton film-film sebelumnya agar akrab dengan para tokohnya. Saya sendiri missed satu episode yaitu Tokyo Drift. Sampai sekarang saya belum sempat mencari DVDnya dengan pinjam dari teman atau sewa di persewaan DVD.
Alkisah, kota Rio dikuasai oleh Hernan Reyes (Joaquim de Almeida) hampir di seluruh aspek kehidupan kota ini. Bahkan sampai polisi pun dikuasai olehnya. Pekerjaan yang dilakukan oleh Dominic dan kawan-kawannya untuk mencuri mobil sitaan DEA (lembaga anti narkotika Amerika) dari sebuah kereta yang sedang berjalan ternyata tak semulus dugaan mereka. Mereka ternyata bekerja untuk Reyes. Bukan mobil yang dicari oleh antek-antek Reyes melainkan sebuah chip yang berisi data transaksi dan keuangan seluruh bisnis Reyes di Rio. Tak pelak lagi akibat perbuatannya, Dominic dan kawan-kawanpun harus berurusan dengan DSS karena mereka termasuk daftar orang paling dicari di seluruh dunia. Sebenarnya dari dulu Dominic sudah dicari-cari oleh FBI (sejak judul film ini yang pertama: The Fast and Furious) namun dengan kelihaiannya tak pernah sekalipun ia tertangkap. Kalaupun ia akhirnya nyaris tertangkap lagi-lagi agen FBI membebaskannya atau memberikan kesempatan lari padanya akibat perbuatan baik yang ia lakukan.
Lantas apa pesan moral yang didapat dari menonton film ini? Pertama, ada adegan ketika Reyes bertemu dengan kolega-koleganya (mungkin sesama penjahat kali ya..). Dalam adegan tersebut Reyes memaparkan apa bedanya penjajahan yang dilakukan Spanyol dan Portugis di masa lampau dan efeknya pada Brazil yang sekarang. Bangsa Spanyol datang dengan kekerasan. Mereka datang dengan angkatan perang dan menyerbu Brazil. Hasilnya? Bangsa Spanyol dikalahkan oleh rakyat Brazil masa itu dan semua orang Spanyol dibunuh. Apa yang bangsa Portugis lakukan? Bangsa Portugis datang dengan membawa barang-barang yang akhirnya dipandang menjadi suatu “kebutuhan”. Apa saja contohnya? Bangsa Portugis membawa kaca (mirror), dan barang-barang lain. Mereka kemudian menciptakan siklus “kebutuhan” sehingga ada ketergantungan rakyat Brazil akan mereka dan untuk memperoleh “kebutuhan” itu mau tak mau rakyat Brazil harus bekerja pada mereka. Apa efek jangka panjangnya? Lihatlah sekarang, hampir semua penduduk Brazil dengan fasihnya berbahasa Portugis. Oh iya ini kata Reyes lho.. bukan saya. Saya sendiri ingin juga membuktikan perkataan Reyes ini dengan pergi ke Rio, namun apa daya uang tak ada he..3x.
Pesan moral berikutnya adalah mengenai makna kebebasan. Ketika Dominic bercakap-cakap dengan Brian perihal kandungan Mia (Mia ternyata sedang mengandung anaknya Brian), mereka berbicara soal makna kebebasan. Apa itu kebebasan (freedom)? Yang jelas kebebasan tidak akan didapat dengan terus berlari. Seseorang harus mau menghadapi masalahnya secara terang-terangan. Dalam hal Dominic dan kawan-kawan masalahnya adalah Reyes. Reyes mau tidak mau harus dilawan untuk mendapatkan kebebasan itu (tentunya dengan menggunakan uang Reyes). Pesan berikutnya kita lihat dari bagaimana cara Dominic dan Brian mengumpulkan team mereka. Pengalaman masa lalu berinteraksi dengan seseorang akan mendasari orang tersebut mengambil keputusan di masa yang akan datang. Dominic dan Brian mengenal beberapa orang dengan keahlian “khusus” di masa lalu mereka masing-masing dan dengan dasar itulah mereka kemudian mengumpulkan team mereka. Dari si “mulut besar” Roman Pearce, si “bunglon” Han, si ahli teknologi Tej Parker, ahli senjata Gisele Yashar hingga dua orang tukang berkicau dalam bahasa Spanyol Leo dan Santos. The right man on the right place. Saya membayangkan kalau diminta membentuk sebuah dream team kira-kira siapa saja yang akan saya masukkan ya?
Pesan moral berikut adalah peran seorang pemimpin dan pendampingnya. Ketika akhirnya mereka harus berhadapan dengan unit DSS (US Diplomatic Security Service) dibawah pimpinan agen Luke Hobbs (Dwayne Jhonson alias pegulat The Rock), team ini akan kocar-kacir jika tidak ada keputusan yang diambil seorang pemimpin. Lanjutkan misi atau batalkan misi dan kabur dengan pesawat. Seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas. Memang memberikan pilihan juga baik. Tapi bagaimana tetap tegas dengan pilihan yang sudah diambil di situlah gaya kepemimpinan tersebut diuji. Dominic memberikan pilihan bebas bagi teamnya namun pada akhirnya dengan keteguhannya semua anggota team terpengaruh dan tetap ikut ambil bagian sebab kalau tidak ikut ambil bagian nanti filmnya jadi nggak seru dong..he..3x
Oh iya, salah satu best scene dari film ini adalah perkelahian antara Dominic Toretto dan Luke Hobbs. Bayangkan dua orang berbadan besar ini akhirnya bertemu dalam satu duel tangan kosong. Seru sekali! Namun saya pikir karena ini filmnya Vin Diesel yah layaklah kalau Dominic Toretto yang akhirnya menang dalam perkelahian itu.
Kembali ke pesan moral, ada perkataan yang paling penting dari Dominic ke rekan-rekannya yaitu mengenai pentingnya makna perasaan sebagai satu keluarga. Keluarga itu saling menolong, menguatkan satu sama lain, bisa dipercaya dan tak akan menghianati. Dan salah satu perkataannya yang cukup mengharukan saya adalah, “There’s always room for family..” selalu ada tempat untuk keluarga.
Di akhir film ini, masing-masing anggota team akhirnya mendapatkan bagiannya dari uang Reyes. Masing-masing bisa mewujudkan mimpinya dengan uang itu. Ada yang membeli mobil mahal, ada yang pergi bertaruh di kasino, dan ada yang pergi menyendiri bersama keluarga ke pinggir pantai. Oh iya yang ini bukan bagian dari pesan moral ya.. jangan ditiru. Mencuri itu tetap dosa.
Last but not least, terlepas dari apa yang dilakukan Dominic dan kawan-kawan untuk mencuri uang Reyes, paling tidak ada beberapa pesan moral di atas (dari film ini) yang mungkin bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

2 komentar:

agen sbobet mengatakan...

pesan moralnya menyentuh jg y??

Unknown mengatakan...

Ijin copas gan